Fasilitator remaja di masing-masing desa/kelurahan pilot program pencegahan pernikahan usia anak, memiliki beragam cerita satelah satu bulan bersama remaja. Pada pertemuan evaluasi fasilitator remaja di Kantor Yayasan Karampuang, Selasa 28 November 2017, 12 Fasilitator remaja dari 6 desa/kelurahan berbagi pengalaman di masing-masing wilayahnya, termasuk cerita sukses dan tantangan yang mereka hadapi.
Eka Pratiwi, Fasilitator Remaja di Desa Batu Pannu Kec. Mamuju bercerita bahwa pada lingkaran remaja di desanya, ada dua anak remaja yang telah menikah bergabung di lingkaran. Positifnya, meski mereka telah menikah, tapi mereka sadar bahwa menikah di usia muda sebaiknya jangan dilakukan.
“saya yakin nantinya mereka bisa ikut mengampanyekan pencegahan pernikahan usia anak ini, karena saat ini saja, kita baru pertemuan sesi empat, remaja yang sudah menikah ini sering mengingatkan teman-temannya yang lain untuk tidak menikah dini.” Kata Eka.
Cerita sukses lingkaran remaja juga hadir dari Kecamatan Kalukku. Fasilitator Kelurahan Kalukku, Marhama bercerita, ada seorang anak dilingkarnnya yang dulunya agak malas kesekolah bahkan rentan putus, sekarang sejak bergabung di lingkaran remaja mulai rajin ke sekolah.
“ada anak di lingkaran kami, dulu dia jarang sekali masuk sekolah, karena membantu orang tuanya berjualan buah. Tapi setelah ikut dilingkaran, berdasarkan informasi dari teman guru disana, anak ini mulai rajin ke sekolah, yang saya dengar anak ini rajin karena ingin menceritakan ke teman-teman sekolahnya mengenai kegiatan di lingkaran remaja. Meski motifasinya kesitu, tapi paling tidak anak ini sudah rajin ke sekolah lagi.” Papar Marhama.
Selain itu, cerita berbeda datang dari Fasilitator Desa Belang-belang, Kec. Kalukku, Rina Wahyuni. Ia mengaku harus berperan ganda yaitu sebagai fasilitator juga sebagai guru. Bagaimana tidak, anak remaja yang tergabung di lingkarannya, tidak semua lancar baca tulis, sehingga pada beberapa kesempatan, ia mengajar baca tulis ke remaja tersebut.
“ini juga menjadi tantangan kami, masih ada anak yang belum lancar baca tulis, mereka sudah mengenal huruf, tapi belum lancar untuk menuliskan menjadi kata. Jika ada waktu kami mengajarkan baca tulis juga ke mereka. Makanya, biasanya kami menyelesaikan satu sesi lumayan lambat.” Kata Rina.
Sementara itu, bagi fasilitator remaja di Desa Pamulukang, Kecamatan Kalukku, Maratun Hasanah, mengatakan, di desanya anak-anak terbiasa dengan bahasa daerah, sehingga menjadi tantangan baginya untuk berkomunikasi yang diselingi bahasa daerah mamuju.
Fasilitator remaja kini memasuki bulan kedua pendampingan terhadap anak remaja. Program ini akan berjalan hingga bulan Juni 2018. Adapun titik Pilot program terletak di 6 Desa/kelurahan diantaranya, Desa Karampuang, Desa Batu Pannu dan Kelurahan Binanga untuk wilayah Kecamatan Mamuju. Sedangkan Kelurahan Kalukku, Desa Belang-belang dan Desa Pamulukang untuk wilayah Kecamatan Kalukku’. (dhl)